(Jenaka, Muktamar PII,Nasehat Anak,Penghidupan)
Oleh
Hamdi Akhsan
PANTUN MINGGU SORE.(20/7-2010)-8 baris
Seduduk tumbuh di tanah rendah,
daunnya kasar bagaikan amplas,
dahannya tumbuh banyak membengkok,
tumbuh di belukar halaman depan.
Duduk melamun diberanda,
menghirup dalam kopi segelas,
menghisap nikmat sebatang rokok,
mata memandang jauh ke depan.
Mentimun jatuh ditimpuk batu,
Timun diambil masukkan talam,
Untuk dijual ke pasar pagi,
guna membeli sekeping papan,
penambal dinding yang telah lapuk.
Melamun jauh menembus waktu,
mengenang hidup yang dimasa silam,
mengingat masa yang tlah pergi,
menatap hari ada didepan,
agar kebaikan selalu ditumpuk.
Bunga tumbuh indah berseni,
indah bentuknya berlekuk kelindan.
Bertanya kabar mamang disini,
sentosa hati capeknya badan
Halaman rumah bersusun tikar,
tikar dipakai tempat menanti,
Halaman mamang terbuka lebar,
untuk sahabat kawan sehati.
Mengarang seloka harus bergaya,
Bertaut sampiran bersusun tiga.
Moga pantun jadi pusaka budaya,
mendidik generasi agar terjaga.
Kupaslah kuini memakai jari,
dibuat sambal orang pelosok.
Malam ini mamang mamang mencari,
untuk dipakai mengajar esok.
Pintal kapas menjadi benang,
menjadi kasa pelapis obat.
Pantun yang bagus mesti dikenang,
dibagi sesama para sahabat.
Hamdi Akhsan PANTUN MUKTAMAR PII (mantan PB 92-98).(21/7-2010)
Penyengat singgah di pohon ara,
hinggaplah ia dgn sejajar.
Ingat selalu wahai saudara,
amanah itu bukan dikejar.
Kelelawar malam itu keluang,
tidurnya aneh dgn terjungkir.
Kader yang baik akan berjuang,
kader yang mumpung akan tersingkir.
Seikat tamar tukar bidara,
dipakai pengharum orang mati.
Selamat muktamar wahai saudara,
moga jalanmu slalu dirahmati.
PANTUN MALAM SENIN.(22/7-2010)
Ombak bergulung menghantam pantai,
pantai terkikis pasirpun hilang.
Oi anakku haruslah pandai,
jangan menangis berjumpa malang.
Ombak pun pecah badai berlalu,
laut nan luas tenanglah sudah.
beratnya hidup akan berlalu,
tempalah diri selalu tabah.
Nasehat kami orang dahulu,
dipikir dalam dan direnungkan.
Sebelum melangkah fikirlah dulu,
tak guna lagi sesal kemudian.
Habis badai lautnya rata,
airnya tenang sudahlah tentu.
Hapuslah sudah si airmata,
sedih gembira permainan waktu.
Haripun terng badai berlalu,
gembira ria para nelayan.
Jangan terjebak dimasa lalu,
agar didepan dapat bagian.
PANTUN MALAM (23/7-2010)
Gelap hilang fajar menjelang,
nelayan kembali pulang ke tepi.
Berharap perih akan menghilang,
apapun beratnya kan dihadapi.
Ikan disimpan dalam keramba,
sisa yang mati tetap dibuang.
Walaupun usaha berakhir hampa,
tetaplah bangga sudah berjuang.
Pahlawan melayu itu Hang Jebat,
berani membela rakyat sahaja.
Pantun ini untuk sahabat,
bila manfaat ambillah saja.
Kakek mengambil cawan pelita,
tak ada cawan dipakai cangkir.
Ketika ditanya pahlawan wanita,
jawabnya adalah nyonya meneer.(awak gambar ibu kartini).
PANTUN PAGI. (24/7-2010)
Angin menderu badaipun datang,
pohon meliuk daun pun runtuh.
Jalani hari pagi dan petang,
usaha hidup bangun dan jatuh.
Rakit dan kapal rusak binasa,
hewanpun panik ada yang mati.
Sakit dan sehat adalah biasa,
sebagai tanda manusia sejati.
Orang curup pergi ke duri,
rumah didusun terkena gempa.
selama hidup siapkan diri,
karena Dia pasti dijumpa.
Hujan gerimis sudahlah reda,
serentak nelayan ke tengah lautan.
Sedih dan tangis habiskan sudah,
gemeretak gigi niat teguhkan.
PANTUN PAGI (25/7-2010)
Pesawat musuh tunggang langgang,
dikejar tentara pakai eR Pe Ge.
Bangun subuh langsung Palembang,
mengajar guru di PeeL PeGe.
Perih rasanya ibu siamang,
anaknya mati dimakan kucing.
Ponaan bertanya kegiatan mamang?
sekarang sedang pandu peer teaching.
PANTUN MALAM (25/7-2010)
Meremang mendengar gesekan bilah,
bila digesek akhirnya patah.
Mamang tau jagonya kalah,
belanda pulang dengan airmata.
Mengambil jago dipatuk benjol,
jago ditangkap masukkan kandang.
Memang jago pasukan Sepanyol,
Pasukan Belanda dibuat tunggang langgang.
Serangga mati dimakan udang,
udangnya mati digigit lintah.
Banggalah hidup dari berdagang,
itu profesi Rasul tercinta.
Udang sembunyi dibalik batu,
udang ditangkap dapatlah tiga.
Rezeki dagang sudahlah tentu,
membawa berkah bagi keluarga.
Orang meranjat pergi mengaji,
mengaji jauh ke seri bandung.
Naik derajat dan pergi haji,
berhasil sekolah si anak kandung.
Inderalaya, 20 November 2010
Al Faqir
Related Posts :
- Back to Home »
- pantun , syair pak hamdi »
- KOMPILASI PANTUN PANTUN RELIGI DAN NASEHAT 20-25 JULI 2010