Posted by : Marchsada Sunday, November 28, 2010

Oleh
Hamdi Akhsan

PANTUN UNTUK ANAK DARA.

Pelikan bersarang dalam belukar,
rapat dan rapi bagai kiambang.
engkau bagaikan kembang yang mekar,
harum mewangi dikejar kumbang.

seriti bersarang diujung cangkah,
terbang ke sawah dihari pagi.
hati-hatilah dalam melangkah,
piring yang pecah tak utuh lagi.

Perenjak biru berkicau disana,
kicaunya indah merdu merayu.
Bujuk dan rayu jangan terlena,
madu dihisap bunganya layu.

Selasar tumbuh diatas rotan,
tak ada rotan akar berguna.
Sesal dahulu pendapatan,
sesal kemudian tiada guna.

Zamzam tawar ada di mekkah,
diminum boleh bawa sendiri.
walaupun mawar indah merekah,
waspada orang terkena duri.

Jendela dibuat rumah sepadan,
jendela membuat terang beranda.
jagalah hati jagalah badan,
jagalah amanat ayah dan bunda.

Membeli bubur untuk dimakan,
kalau tak habis baik berikan.
harimau tidur jangan bangunkan,
pintu tertutup jangan bukakan.

Kenanga cantik memang dicari,
diambil tabur dikain satin.
bunga dipetik indah berseri,
ketika datang malam pengantin.

kemukus muncul disenja hari,
tiada adanya di panas terik.
Terbungkus penuh pakaian dari,
mengandung misteri buat tertarik.

Cincin perak bermata satu,
dipakai paksa jarinya sakit.
cinta sejati tak lekang waktu,
tak kenal harta tak ingat kulit.

Perak disimpan didalam peti,
disimpan lamah dicuci payah.
Pertanda dara anak berbakti,
dicinta ibu disayang ayah.

daun kenikir rasanya sadah,
dipakai untuk pengharum gigi.
Air mengalir ke tempat rendah,
tak mungkin ditarik kembali lagi

Pergi ke kali membawa kecap,
dipakai membakar ikan dibekal.
Pabila wali sudah berucap,
sorga dunia menjadi halal.

PANTUN SORE PENERANG HATI.

serumpun bambu rubuh tertimpa,
diterjang patah si pohon jati.
Pantunku ini datang menyapa,
semoga selalu berkenan dihati.

Badai membongkar pohon durian,
robohlah pula batang kuini.
Berharap datang sapaan tuan,
agar berarti pantunku ini.

Pergi ke laut ombaknya reda,
semakin malam badaipun datang.
jadikan obat jadi pereda,
penatnya kerja sampai ke petang.

Sangkar budbud ada ditaman,
Dibuat tegar dari teriti.
Itulah hidup bagai mainan,
penat dan segar silih berganti.

Nasi kemarin masih bersisa,
dibuang sayang muncul tempayak.
Kalaulah siang penat terasa,
malampun tidur begitu nyenyak.

Musim durian jadi berita,
karena orang tertimpa duri.
Terasa kurang kopi dan berita,
karena nontonnya cuma sendiri.

Kalaulah tidur di hari petang,
kepala sakit bila berdiri.
Kapan jodoh nanda kan datang,
agar tak lagi tidur sendiri

Pendeta datang ke pertapaan,
tuk bersunyi agar tak galau.
Terima kasih atas sapaan,
moga mulia si anak rantau.

‎Tanam selasih di ujung tanjung,
dapat sedikit dibawa pulang.
Terima kasih telah disanjung,
hamba pipit disangka elang.

Sagu lontar jangan dikulum,
kalau dikulum hambar terasa.
Pintar bukan ahlipun belum,
hanyalah ingin berbagi rasa.

Orang enim pergi merantau,
kembali pulang membawa dadih.
hamba ingin saling bergurau,
agar tuan jangan bersedih.
(dadih=susu kerbau yg dibekukan,minang)

Kalaulah tuan menatap bulan,
janganlah lupa air dimeja.
Kalaulah pulang mampirlah tuan,
pindang dan pais habiskan saja.

PANTUN UNTUK BUNDA
Wadi Al qura di Padang Pasir,
menciduk air pakai gerabah.
Walaupun bagai sebutir pasir,
kupeluk bunda di pintu ka'bah.

Pakaian Ihram kainnya dua,
satu diikat satu didada.
Tersedu-sedan kami berdua,
teringat ayah telah tiada.

Gemuruh rawa orang mengail,
airnya surut keringlah sudah.
Taruhkan nyawa di Hijir Ismail,
demi iringi hasrat ibunda

Padang pasir ikannya batu,
dilembah mekkah berdiri ka'bah.
rindukan tawaf sudahlah tentu,
semoga semua kan diijabah.

ibu....
Putri meratus pandai berdandan,
cantik rupawan cantiklah hati.
Putuslah nyawa hancurlah badan,
kasihmu bunda tiada henti.

wajah rupawan di kawanua,
dari dahulu sudah dipuji.
walaupun usia telah menua,
rindu kasihmu tetap abadi.

pelita redup padamlah sudah,
damar diatap ambil segudu.
kalaulah hidup berakhir bunda,
doamu tetap akan kurindu.

Beli telasan di kertapati,
dibungkus kado untuk sedekah.
balasan untuk anak berbakti,
hidupnya lapang dan penuh berkah.

Inderalaya,28 November 2010
Al Faqir

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-