Posted by : Marchsada Tuesday, January 11, 2011




Oleh
Hamdi Akhsan


Ditengah dinginnya udara tengah malam,
kudengar rengekan bayi merapat makin dalam,
dalam hangatnya dekapan bunda ia pun tidur terdiam,
Dalam belai kasih seluas samudera sang bunda bergumam,
anakku, engkau baru akan terbit sedang kami menuju tenggelam.

Karena Cinta kuikhlaskan diri yang indah jadi berantakan,
karena cinta jua beban sembilan bulan bunda tahankan,
karena cinta jua kupertaruhkan jiwa digerbang kematian,
dan yang berada dalam ridhoku adalah Ridhonya Tuhan.

Di setiap tempat dan saat,
kulantunkan doa agar engkau selamat,
arungi hidup sebagai hamba Tuhan yang taat,
dan selalu tabah hadapi penderitaan bagaimanapun berat.
Anakku,bunda berdoa agar engkau selalu dilindungi para malaikat.

Dalam cahaya matamu yang suci kutitipkan kasih yang tiada bertepi.
Kasih yang tak mampu disaiingi oleh luas dan dalamnya bahari,
Yang kelak akan kubawa sampai datangnya mati,
sebagai sebuah janji yang pasti,
anakku, permata hati.

Anakku,bila saatnya bunda tiada,
warisi cintaku dan tanam ia didalam dada,
ukirlah bagai kidung suci yang seirama dan senada,
Karena dengan itu, nuranimu akan hidup dan selalu ada.
anakku, ingatlah selalu hanya pada Ilahi tangamu tengadah.


Inderalaya
Lewat Tengah Malam
Al Faqir



Kuantar anak2ku ke pintu gerbang,
dengan doa dan kasih sayang,
walau badan penat karena berbagai halang rintang,
aku rela asal mereka tak pernah lupa sembahyang.

...Sering kali mereka lalai dan alpa,
melaksanakan tugas sebagai chalifah,
selalu dan selalu kuingatkan mereka,
sholat lima waktu adalah pelita.

Jaga selalu pelita jangan sampai padam,
sebelum badan babak belur dan lebam-lebam,
karena disiksa malaikat dikubur kelam,
anak2ku...jagalah iman jangan sampai tenggelam.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-