Posted by : Marchsada Wednesday, February 2, 2011




                   Oleh
                   Hamdi Akhsan


Kekasih...
Malam merayap semakin larut,
Seruling malam berkilau indah bagaikan mutiara jabarrut.
Para pencinta telah bersiap bagai kekasih yang datang untuk menjemput,
rindu pada-Mu, dan tak pernah menggigil takut tatkala datang  sang malaikat maut.

Terkadang hamba menangis pilu,
mengingat iman yang demikian lemah bagai pelita buram di malam dalu,
atau bagai getaran angin yang bergesek di rimbunnya daun bambu,
kekasih, hamba takut! tetapi hamba rindu.

II
Ingin kupergi ke puncak gunung-gunung sunyi,
atau berlari ditengah gurun untuk mencari kesucian diri,
ataupun pergi arungi ganasnya samudera yang tiada betepi,
Namun, yang ada hanya tangis beriring sepi,
kekasih, kemana hamba harus berlari?

Kini tiada tempat di bumi yang indah untuk para pencinta,
gelegar teknologi telah mengharubirukan generasi pengganti di semua wilayah.
Tiada lagi tangis malam tersedu dari seorang hamba,
Kekasih, hamba pasrah.

III
Kemana lagi hamba harus berlari bagaikan Qais mencari Laila,
apakah ke padang-padang sunyi yang tiada mampu dijangkau kotornya tangan manusia?
Ataukah Engkau ada ditengah keramaian tempat manusia tertawa gembira ria?
Kekasih,...kemana hidup ini akan kubawa.

Di perjalanan malam  lewati gurun pasir nan gelap,
menetes airmata rinduku sambil jiwa lantunkan harap,
agar  kiranya di akherat kelak Engkau kan sudi menatap,
dengan segenap kasih dan sayang-Mu yang penuh rahmat,

IV
Kekasih...
Mata rabunku mulai lelehkan kerinduan yang makin redup,
dimakan kejamnya dunia demi sebuah tuntutan hidup,
Berilah hamba kekuatan untuk tetap menghirup,
Kasih-Mu yang segalanya terlingkup.
Kekasih...tanpa-Mu hamba tak sanggup.

Inderalaya, 25/1/2011)
Al Faqiir

Hamdi Akhsan

 
Malam perlahan semakin meninggi
Dalam aroma kebesaran MU Ya ILLAHI
Hamba MU yang lemah tiada daya ini
Menatap jauh merindu kan MU kekasih

...Di kesunyian malam yang semakin larut ini
Bintang gumintang dan rembulan ikut menghiasi
Hanya ENGKAU yang mampu melukis semesta ini
Sebagai karunia terindah bagi penghuni bumi
 
Rasanya amat sebentar malam berlalu
Susahnya mata ini menatap ayat suci
Terlena tidur hingga lupa tahjud pd-Mu
Resah nya tinggal dikubur nanti.

...Wahai yang Maha Pengasih
Kasihanilah hamba yg banyak dosa ini
Tiap sebentar merintih
Mengenang kan diri yg sepi di kubur nanti
 
sang malam kini kau segera pergi
kau bukan datang sendiri
kau juga makhluk seperti kami
kau diutus oleh Ilahi untuk kami

...di saat kau datang dan menjelang pergi
sangat baik bagi kami untuk merenung diri
siapa sesusngguhnya diri ini sejak dulu lagi
bagaimana pula nasib diri ini di akhirat nanti

ya Allah ya rabbi ampuni hamba ini
mudahkan semua urusan hamba
sungguh yak ada kekuatan diri ini
tanpa Kau berim ya rabbi

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-