Posted by : Marchsada Sunday, November 28, 2010




Oleh
Hamdi Akhsan

UNTUK KEPONAKANKU IQBAL.(mau masuk asrama)
Belibis pergi di musim semi,
terbang pulang dibawah bulan.
Besok kau pergi tinggalkan umi,
tahanlah tangis & sedu sedan.

Kepasar pergi menjual arang,
arang dijual pembeli gandum.
Kalaulah ingin disayang orang,
ringankan tangan tebarkan senyum.

Padang pasir ikanya batu,
malam hari dingin menggigil.
Perih merantau akan begitu,
sabarlah nanda pasti berhasil.

BAIK2 DI ASRAMA YA!

PANTUN SIANG.(13/7-2010)

Sauh diangkat kapal berlayar,
laut  tenang terbentang luas.
Jauh diingat dekat dibiar,
itulah sifat harus diawas.

Awan gelap badaipun datang,
bersiap diri hadapi ombak.
Awas terlelap maut kan datang,
kubur nan sempit tempat tercampak.

Gelombang menghantam bagaikan naga,
tangan menggigil meratap doa.
Dia kan datang diluar duga,
siapkan diri jangan disia.

PANTUN JUMAT PAGI. (14/7-2010)
Jentera datang gerimis hilang.
benderang cahaya menyambut pagi.
Jumat datang kamis menghilang,
berkurang umur sehari lagi.

Bertanam padi mendapat beras,
itulah hukum bercocok tanam,
bertanam budi berbuah balas,
itu indahnya hukum alam.

Ogan Ilir tanahnya rendah,
menggenang air dimusim hujan.
Terbaring jasad akhirlah sudah,
amal yang baik jadi andalan...


Ikan yang enak namanya bawal,
dimasak campur saus kurma.
Ibadah bukan cuma ritual,
tapi berguna bagi sesama.

Amal tertinggi bernama makrifat,
didapat lama dengan serius.
Amal yang baik melekat sifat,
walau sedikit terus-menerus.

Hang Jebat berlabuh di kuala tungkal,
tatapnya tajam bagai sang naga.
Hakekat tertinggi adalah tawakkal,
setelah ikhtiar sekuat tenaga.

Kicauan indah burung perenjak,
dimalam kelam terdengar sedih.
Saling nasehat bahasa bijak,
dalam menghujam tiada perih.

Burung elang bersangkar tinggi,
didalam gua digunung batu.
Saling ingatkan tiada rugi,
agar tak tersia dikitnya waktu.

Murai pulang di senja remang,
sangkarnya jatuh diinjak beruga.
Membuat pantun hiburan mamang,
supaya jiwa tetap terjaga.

Buah selasih dipakai obat,
menjadi dingin panasnya badan.
Terima kasih wahai sahabat,
silaturahmi bawa keberkatan.

PANTUN ANAK MUDA.(15/7-2010)
Kayu tendikat dibuat gundu,
diukir indah diraut rata.
Ketika dekat engkau kurindu,
apalah lagi jauh dimata.

Tali dibasuh pahat diasah,
gasing dilempar berputar tunak.
Jiwaku rapuh kala berpisah,
tak lelap daku walau sejenak.

Batu dilempar kenalah angsa,
ketapel dibawa pergi ke huma.
Hatiku rindu ke suatu masa,
kapan saat kita bersama.


Hamdi Akhsan Buah randu jatuh dibatu,
burung bekakau mematuk tiga.
Kurindu engkau setiap waktu,
apakah engkau begitu juga.

Semut sembada didahan randu,
randunya patah semut pun mati,
remuk didada menahan rindu,
mengapa disimpan didalam hati?

tani palawija di alas roban,
ketika panen dapat sepeti.
Berani mencinta harus berkorban,
karena juang ia berarti.

PANTUN ANAK PAGI.(`16/7-2010)

Anakku.
Beringin patah ditengah alas,
rebah batangnya di semak duri.
Bangunlah engkau janganlah malas,
rezeki dtg bersama mentari.

Daun tembakau dibuat sugi,
dipakai menyirih org dahulu.
Burung berkicau menyambut pagi,
merentas harap membuang pilu.

Buah mindi jatuhnya subuh,
diperam lama masak niscaya.
Pergilah mandi bersihkan tubuh,
agar wajahmu tampak cahaya.

Bersarang terkuku dekat srenggigi,
anaknya hilang putuslah asa.
Biasakan selalu tuk bangun pagi,
agar hatimu lapang terasa.

Bersarang tempua dekat perigi,
musim kemarau tanahnya merekah.
Bacalah doa terbangun pagi,
niscaya hidupmu mendapat berkah.

Diikat setumpuk buah mengkudu,
dibawa pulang dibuat sahi.
Lipatlah selimut ambillah wudhu,
dendangkan takbir hadap Ilahi. (sahi=teh asam,arab,india).

Bertanam buluh dekat perigi,
buluh diambil bersihkan bulu.
Biasakan selalu bangunnya pagi,
biar tubuhmu sehat selalu.

Batang talas tumbuh dirawa,
diambil orang untuk diramu.
Penyakit malas jangan dibawa,
agar berhasil masa depanmu.

Anak lebah hinggap di batu,
batunya pecah lebah tertutup.
Anak sholeh sudahlah tentu,
mendapat berkah sepanjang hidup.

PANTUN MALAM.(17/7-2010)
Rebah-rebahlah si pohon jati,
jangan menimpa atap rumbia.
Resah-resahlah rasa dihati,
jangan membuat jiwa berubah.

kuambil benang kujalin renda,
untuk kenduri di dusun ulu.
kujadi tenang cukuplah sudah,
usahlah hadir hati nan pilu.

Patah-patahlah sendayang tua,
jangan menimpa si limau bali,
sudah-sudahlah mengenang masa,
sesal yang sudah takkan kembali.

Kuperas dalam si jeruk purut,
untuk dipakai basuh kuali.
Kala malam menjelang larut,
kenangan masa hadir kembali.

Ambil seikat daun ilalang,
untuk membasuh lengas kuali.
Sudahlah kenang masa yang hilang,
tak akan pernah kembali lagi.

Panjat sendayang mengambil dogan,
Parut kelapa dapatlah pati,
Mari memandang masa di depan,
jangan mengoyak luka dihati.

PANTUN MALAM (18/7-2010)
Renyah nian buah serabi,
dimasak dalam jepit bakaran.
Rindu dendam padamu Robbi,
membuat airmata hamba bercucuran.

Basah-basahlah karena gerimis,
jangan menghindar jalan tuk pulang,
Sudah-sudahlah hamba menangis,
kasihMu jua selalu terbayang.

Berenang susah belajar sudah,
mengayun tangan harus terukur.
Menngenang masa saat tiada,
membuat hidup selalu bersyukur.

Penghulu berkata resmilah sudah,
bolehlah suami istri bercampur.
Dahulu kita memang tiada,
diberi banyak mesti bersyukur.

Terkumpul tirta didalam kawah,
kawah mendidih uap meretas.
Urusan harta tengok kebawah,
kalau ibadah mesti ke atas.

PANTUN MEMINANG.(19/7-2010)
Bukan pisang sembarang pisang,
tapi pisang dari kota batu.
Bukan datang sembarang datang,
tapi menengok calon menantu.

Buah matang akhirnya jatuh,
jatuh didekat pohon pinang.
Kami datang dari jauh,
dengan tujuan untuk meminang.

Kemangi ditanam dihalam depan,
baunya harum semerbak wangi.
Kami datang membawa harapan,
Harapan kami kan terpenuhi.

Telaga jernih dimusim semi,
tempat nelayan mencari ikan.
Terasa lega hati kami,
datang disambut kedua tangan.

Tempayan diisi anak ikan,
habis ikannya terkena hama.
Terima kasih kami ucapkan.
lamaran kami telah diterima.


Inderalaya,20 November 2010
Al Faqir

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-