Posted by : Marchsada Sunday, November 28, 2010



(dengan 4,6,8 baris)

Oleh
Hamdi Akhsan

PANTUN PAGI (6/7-2010)
Nasi dibungkus si daun jati,
tak hilang rasa sudahlah tentu.
Nasehat bijak pelipur hati,
tak pernah lapuk dimakan waktu.

Mencari ikan pergi menjala,
dibawa pulang ikannya mati.
Nasehat bijak dahulu kala,
penjaga akhlak penyejuk hati.

Walaupun belut banyak diburu,
tetaplah ia banyak bersama.
Walaupun hidup dimasa baru,
tetaplah pegang nasehat lama.

Alangkah rindang si pohon ara,
Tetapi  kokoh si pohon jati,
Amalkan kebajikan selagi muda,
Tak kan menyesal akhirat nanti.

PANTUN MENJELANG SIANG. (6/7-2010)
Mentari redup tertutup awan,
hujanpun turun senanglah hati.
Taqdir Ilahi jangan dilawan,
takkan sengsara setelah mati.

Keluang muncul dibulan naik,
terbang malam bersama-sama.
Kalaulah banyak berbuat baik,
akan berakhir husnul khotimah.


Indah tekukur di pohon randu,
Kicaunya merdu bagai siulan.
Itulah akhir yang dirindu,
ketika mati disayang Tuhan.

Tekun mengaji kitabpun tamat,
banggalah bunda ketika pulang.
Tiada guna dendam kesumat,
ketika maut telah menjelang.

Hendaklah diukur membuat pintu,
dipasang di kusen bersesuaian.
Hidup dikubur yatim piatu,
tinggallah syukur dan penyesalan...

Insan dahulu memang terbaik,
ajaran diamal setiap pasal.
Ingatlah selalu nasehat baik,
agar diakhir tiasa menyesal.


PANTUN MALAM.(8/10-2010)
Betapa tajam si duri landak,
tergores kulit sangatlah perih,
Berhati kejam janganlah hendak,
malaikat maut tak akan jerih.

pasang bubu penangkap ikan,
janganlah lupa dipungut pagi.
Kerja dunia jangan lalaikan,
untuk akherat tingkatkan lagi.

Pahit rasanya buah pari,
lebihlah pahit si brotowali.
Jangan terbuai cinta dunia,
tak sadar sudah hampir kembali.

Kedelak kedeli makan kemumu,
kena getahnya perihlah mata.
Kelak kita akan bertemu,
di suatu hari tak guna harta.

Orang ulu pergi mengaji,
ke haji Mochtar di dusun lontar.
Kalaulah dulu belum diuji,
tak tau hidup cuma sebentar.

Tulip dibuat hiasan saku,
dipakai pesta diluar rumah.
Titip wasiat hai saudaraku,
saling berdoa tuk istiqamah.

PANTUN KAMIS PAGI.(9/7-1020)
Berkicau riang burung tekukur,
menyambut ceria datangnya pagi.
Berkati kami agar bersukur,
Kau tambah umur sehari lagi.


Kicauan nada bagaikan harpa,
kalahkan bunyi angin menderu.
Maafkan pantun datang menyapa,
kepada sahabat disegala penjuru..

Burung srigunting di batang terap,
kicaunya kalahkan pekik pelikan.
Hanyalah doa beriring harap ,
moga harimu penuh kebaikan.

Hendaklah bagus baju ditempa,
diukur tukang jahit dahulu.
Hidup dirantau tak pernah lupa,
didarah mengalir putra si ulu.

Harum aroma kayu gaharu,
dipakai orang sebagai dupa.
Walaupun hidup dizaman baru,
yang dulu baik tetap Tidak dilupa.

Pergi kehuma pisau dicabut,
jadikan ia penebang bidara.
Tinggalan lama jangan tercerabut,
jadilah kita yang pelihara.

Burung perenjak kicaunya senja,
kicaunya manja bagai pengantin.
Kata bijak adalah pertanda,
lembutnya hati tajamnya batin.

Senandung prosa menyentuh jiwa,
ditulis indah oleh pengarang.
Selagi muda banyak berkarya,
dimasa tua dicinta orang.

PANTUN SIANG (9/10-2010)

Cerita bijak orang dahulu,
elok dipakai didik pekerti.
Marilah kita berpantun dulu,
moga terhibur sedihnya hati.

Kumakan opak si kulit sapi,
bersihkan dengan kain secarik,
polesi dengan sambal udang.
Kalaulah lapak menjadi sepi,
poleslah barang agar menarik,
pembeli lain akan datang.

PANTUN SORE. (9/7-2010)

Sungguh hebat ilmu sang guru
membaca kitab hafal beruntun,
seolah semua telah terasah,
itulah berkat ilmu agama.
Sahabat semua di segala penjuru,
marilah kita saling berpantun,
sembuhkan hati yang kadang susah,
agar gembira kita semua.

Anak dusun pergi mengaji,
kitab dijunjung di kepala,
menghadap guru dengan khidmat,
supaya dapat berkah dan doa.
diakherat kelak dapatkan surga.
Kesantunan budaya tetap tersaji,
tradisi baik tetap dibela,
orang yang muda tetap hormat,
kami yang tua mengucap doa,
agar kita semua tetap terjaga.

Angin berhembus layar terkembang,
kapalpun pergi belah samudra,
ke negeri jauh untuk berdagang,
entah kapan akan kembali,
tergantung taqdir yang kan terjadi.
Angan menembus nun jauh terbang,
entah kemana jadi kembara,
berharap jalan baik kan datang,
supaya terbuka rezky kembali,
untuk dipakai membalas budi.

Angin berhembus dari barat,
ombak bergulung menerpa kapal,
halangi kapal hendak meluncur,
seakan karam didepan mata.
Ingin menembus tantangan berat,
coba dan uji sudahlah hafal,
kalaulah lulus dan tidak hancur,
baru kan teraih sang cita-cita.

Inderalaya, 20 November 2010
Al Faqir

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-