Posted by : Marchsada Sunday, November 28, 2010




Oleh
Hamdi Akhsan

PANTUN MALAM.(13/11-2010)

Hendak patah,patahlah dahan,
jangan menimpa buah yang muda.
Hendak derita,deritalah badan,
janganlah hampa iman di dada.

Hendak malam,malamlah hari,
jangan halangi datangnya pagi.
Hendak muram,muramlah hati,
jangan mengingat yang salah lagi.

Hendak pagi,pagilah subuh,
jangan menahan gelapnya dalu.
Hendak pergi,pergilah jauh,
jangan mengenang masa yang lalu.

Hendak malang,malanglah punai,
jangan salahkan si burung merba.
Hendak hilang,hilanglah cinta,
janganlah luntur iman didada.

PANTUN PAGI.(14/11-2010)
Musim penghujan kini telah tiba,
banyaklah orang bertanam padi.
tahun berganti hampirlah sudah,
moga ditambah umurku lagi.

Padi ditanam tumbuh menghijau,
senang sudah hati petani.
Lama sudah hidup dirantau,
entah kapan akan kembali.

Padi membesar bunganya mekar,
indah menguning masak buahnya.
Semoga bertambah kuatnya sabar,
dalam menempuh susah dan coba.

PANTUN PAGI.(13/11-2010)
Burung berkicau riang gembira,
menyambut cahya mentari pagi.
Untung hidup tidak sengsara,
bersyukur hamba pada-Mu Robbi.

Burung puyuh rendah sarangnya,
kuda terinjak anaknya mati.
Jalani hidup apa adanya,
semoga berharga diakhir nanti.

Orang ogan hidup berladang,
pulang seminggu pergi ke pasar.
Berharap kubur kelak kan lapang,
selamat pula di Padang Mahsyar.

Burung tekukur burung kepodang,
berkicau ia bunyinya indah.
Hidup bersyukur terasa lapang,
nikmat yang ada terus ditambah.

PANTUN MALAM. (12/10-2010)
Buah kelapa lepas tangkainya,
airnya manis enak dihirup.
Mengapa jiwa gundah gulana,
hati menangis sepanjang hidup.

jatuh diladang si asam jawa,
dikumpul banyak dapat seikat.
Merana badan merana jiwa,
kemana harus mencari obat.

Buah mangga dipetik dalu,
runtuh daunnya buahnya lebat.
Sangat berguna sesal dahulu,
sesal sekarang sudah terlambat.

Gunung merapi muntahkan lahar,
banyaklah orang pergi mengungsi.
Mendidik orang haruslah sabar,
lain kepala lain pula hati.

PANTUN SORE.(12/10/2010)
Tikar purun simpan di pagu,
kadang digelar untuk kelasa.
Tahun-tahun sudah berlalu,
tak sadar jasad kian menua.

Orang paku pergi merantau,
tujuan jauh ke negeri jiran.
Hidup bagaikan senda dan gurai,
seperti melihat ke pertunjukan.

Jambu digoyang jatuh buahnya,
kalau tak jatuh masaklah tentu.
Jalani hidup apa adanya,
moga bahagia diujung waktu.

Mangga sebatang bercabang dua,
batang pohonnya tiada berduri.
Merana badan merana jiwa,
sakit senang telan sendiri.

PANTUN TENGAH MALAM(11/10-2010)
Menganyam pandan tuk tikar purun,
dipakai alas untuk di rumah.
embun malampun mulai turun,
barulah kaki tiba di rumah.

Tikar selapis dihampar lagi,
tamu yang datang makin bertambah.
Walaupun tubuh letih sekali,
moga menjadi amal pahala.

Orang enim kepasar subuh,
membawa pulang sekantung teri,
Walaupun pergi sehari penuh,
tetaplah pulang ke anak istri.

PANTUN PAHLAWAN(10/10-2010)
Negeri ini negeri kepulauan,
dipulau-pulau terdapat gunung,
Hari ini hari pahlawan,
mari kita banyak merenung.

Di Maluku pulau Halmahera,
ada raja bergelar sultan.
Negeri dibangun bersimbah darah,
harus dijaga serta majukan.

Sultan berdiam di halmahera,
selalu diangkat yang laki-laki.
Pahlawan telah sumbangkan darah,
tapi sekarang tiada arti.

Membawa ikan ke air bangis,
supaya segar jual segera.
Mengapa pahlawan banyak menangis,
karena rakyat masih sengsara.

Menjual raman ke kota medan,
ramannya laku membeli anggur.
Didalam zaman yang sudah edan,
syaitan sudah banyak menganggur.

Membeli ikan di Srinanti,
ikan dibawa didalam bumbung.
Pahlawan itu ada dihati,
tak butuh puji tak butuh sanjung.

PANTUN JELANG MALAM(10/10-2010)
Gugur-gugurlah melati putih,
janganlah sampai menimpa duri.
Tidur-tidurlah jiwa yang letih,
janganlah sering ratapi diri.

Lebar-lebarlah daun sikejut,
janganlah kalah si daun manggis.
sabar-sabarlah jalani hidup,
jangan mengeluh atau menangis.

Lewat-lewatlah si buah mata,
janganlah mampir mengambil peti.
kuat-kuatlah tahan derita,
akan berakhir ketika mati.

PANTUN MALAM(10/10-2010)
Lantai pualam berhias kembang,
dilihat enak dipasang gaya.
Berjalan malam dari Palembang,
moga selamat ke Inderalaya.

Keramik putih dipasang rapi,
disapu bersih indah mengkilat.
Sepanjang jalan tidaklah sepi,
banyak dijumpa banyak dilihat.

Jalan putih garispun putih,
petunjuk jalan terlihat terang.
Badan letih hatipun letih,
semoga iman tidaklah hilang.

PANTUN KEHIDUPAN(10/10-2010)
Membeli beras ke tanjung gelam,
dibawa pulang ke Inderalaya.
Bekerja keras siang dan malam,
kan pulang juga pada akhirnya.

Membeli emas harus ke pasar,
jangan membeli pada penadah.
Masa emas hanya sebentar,
setelah tua tinggal ibadah.

Mencari ikan di sungai komering,
Berangkat pagi ke kayu agung.
Dunia akherat jalani seiring,
dekatlah diri pada Yang Agung.

PANTUN LARA MALAM(9/10-2010)
Hendak terbang,terbanglah kumbang,
jangan mengisap madunya bunga.
Hendak pulang-pulanglah sayang,
jangan membuat daku merana.

Hendak putih,putih melati,
jangan terkulai menjadi layu.
Hendak sedih,sedihlah hati,
janganlah sampai orangpun tahu.

Hendak gugur,gugurlah nangka,
jangan dibelah dengan sembilu.
Hendak tidur,tidurlah mata,
jangan mengenang hati yang pilu.

PANTUN MENJAGA LIDAH(09/10-2010)
Udara panas hujan kan turun,
terasa sumpek terasa gerah.
Walaupun keras tetaplah santun,
supaya tidak membuat marah.

Hujan turun dinginlah hari,
tumbuhan subur hijau warnanya.
Hendaklah simpan didalam hati,
yang baik saja yang keluarnya.

Sesudah hujan haripun terang,
burungpun terbang sesuka-suka.
Lidah tajam seperti pedang,
salah bicara membuat luka.

PANTUN BERKELUARGA(08/10-2010)
Gugur-gugurlah si buah nangka,
jangan menimpa bunga melati.
Jujur-jujurlah jangan bersangka,
supaya tenang rasa dihati.

Bayang-bayanglah bunga mentari,
jangan menutup sampai ke petang.
Sayang-sayanglah kepada istri,
agar selalu dirindu pulang.

Lebar-lebarlah tanah dicangkul,
agar bertani luaslah juga.
Sabar-sabarlah dalam bergaul,
agar sentosa dalam keluarga.

PANTUN SENIN PAGI.(8-10/2010)
Banjir bandang di hutan jati,
robohlah kayu rusaklah hutan.
Musibah datang silih berganti,
Kuasa Ilahi telah ditunjukkan.

Rebahlah sudah si pohon jati,
dahan-dahannya mari singkirkan.
Perintah Tuhan Mari taati,
terhadap larangan mari hindarkan.

Gunung meletus Tsunami datang,
musibah terjadi sangatlah hebat.
Sebelum yang lebih besar menghadang,
Mari segera kita bertaubat.

Inderalaya,14-10-2010
Al Faqir

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-