Posted by : Marchsada Sunday, November 28, 2010



(Pantun Pengantin,Pantun Religi)
Oleh
Hamdi Akhsan

PANTUN PENGANTIN (31/10-2010)
Rumput halia tiada beranting,
dipindah untuk hiasan taman.
Bahagia sungguh kedua pengantin,
duduk bersanding di pelaminan.

Rumpun ilalang sarang seriti,
ditumpang oleh burung selayak.
Rukun-rukunlah suami istri,
rezeki kan datang mengalir banyak.

Orang meranjat pergi ke kassa,
dijemput pulang dalam setahun.
Pandai-pandailah mengatur kata,
agar berdua selalu rukun.

diurai lalap daun kenikir,
pengharum badan supaya nyaman.
Bercerai itu jalan terakhir,
bagaikan putus anggota badan.

Senang bak gunung pengantin baru,
duduk berdua saling bercanda.
Tak perlu bingung tak perlu ragu,
air mengalir ke tempat rendah...

Pohon mangga tiada berduri,
buahnya manis membuat nyaman.
Urusan berkeluarga sedikit teori,
nanti kan matang di pengalaman.

Pohon beringin rimbunnya raya,
dipakai pelindung sejak dahulu.
Kalau ingin orangtua mulya,
hormat keluarga pasangan lebih dahulu.

Simpan dibilik buah berduri,
tersandung kaki durinya tajam.
Jodoh yang baik selalu dicari,
jangan terlalu banyak persyaratan.

Sikejut serumpun rantingnya patah,
dibuat tutup padi di bilik.
Hidup rukun seiya sekata,
bukan mencari sisi yang jelek.

PANTUN RENUNGAN MALAM(30/1022010)
Burung perenjak bangunnya fajar,
mentari muncul terang cahaya.
Orang bijak telah berujar,
rambut memutih cahaya surga.

Anak terkuku menciat-ciat,
lapar perutnya menjelang petang.
Waktu berlalu bagaikan kilat,
terkejut kelak maut yang datang.

Tekukur pulang menjelang petang,
anak mencicit rindukan ibu.
Terbujur kaku badan sebatang,
tak tahu kemana harus mengadu.

PANTUN RELIGI PAGI(30-10-2010)
Mendung hadir badaipun datang,
perahu hanyut dibawa ombak.
Yakin hidup berumur panjang,
padahal mati tiada tertebak.

Gelombang datang bunyi gemuruh,
menggila badai tiengah lautan.
Mumbang jatuh kelapapun runtuh,
tua dan muda sudah suratan.

Badai hilang langitpun cerah,
hilanglah cemas hilanglah takut.
Yang kini gagah menjadi renta,
kulit yang indah akan keriput.

Dahsyatnya angin menderu-deru,
lepaslah juga perahu tertambat.
bertaubat kita sudah diseru,
mari bergegas sebelum terlambat.

Perahu hanyut talinya putus,
terbawa ia tak tentu arah.
Harapan diri tak pernah pupus,
ibadah diganjar taubat diterima.

Pagi pun datang perahu berlabuh,
ikan tak dapat badanpun payah.
Bagi hamba yang datang bersimpuh.
Ampunan-Nya seluas samodera raya.
Ditambat kuat tali perahu,
dipasang rantai ke pokok jati.
Kiamat kapan tiada yang tahu,
yang pasti dekat adalah mati

Ke Muara kamal perahu berpindah,
diikat ia supaya aman.
Amal yang baik berbuah indah,
amal yang buruk dapat ganjaran.

Prahara datang badai melanda,
barulah reda menjelang pagi.
Perkara lain boleh dicoba,
mati tak pernah kembali lagi.

layar terkembang perahu ke barat,
anginpun sepoi perihkan mata.
Jangankan hidup di akherat,
dunia saja sudah ternista.

PANTUN MALAM.(29/10-2010)
Dimakan jamur berwarna putih,
dijual juga di pekan sabtu.
Bertambah umur semakin ringkih,
tubuh menua dimakan waktu.

Serasa daging jamur merang,
ditumis enak jamur yang muda.
Sambungan tulang rasa meradang,
nafaspun rasa sesak didada.

Cendawan keras banyak beracun,
jangan dimakan membuat mabuk.
Ibadah keras penuhi rukun,
zikir yang ma'tsur hendaklah sibuk.

PANTUN JUMAT PAGI (29/10-2010)
Burung berbah burung merpati,
berbeda dengan burung pelikan.
Musibah datang silih berganti,
itu pertanda diperingatkan.

Burung tempua burung kenari,
berbeda dengan burung layang-layang.
Panjatkan doa setiap hari.
Supaya Allah selalu sayang.

Burung perenjak burung kausari,
berbeda dengan burung berbah.
Perbanyak taubat menghisab diri,
supaya amal terus ditambah.

Burung berkicau di pagi hari,
pertanda pergi mencari makan.
Rezeki halal selalu dicari,
doa yang baik kita panjatkan.

Burung kembali pulang ke sarang,
sebelum malam menjadi pekat.
Itulah hidup yang diharapkan,
sukses dunia sukses akherat.

PANTUN RELIGI PAGI(27/10-2010)
Mentawai di sapu badai Tsunami,
Merapi meletus di Jogjakarta.
Wahai Ilahi ampuni kami,
atas lalai dan segala dosa.

Gelombang dahsyat datang menyapu,
manusia hilang hartapun hilang.
Kami memohon taubat pada-Mu,
bagai perantau lama tak pulang.

Debu panas datang melanda,
tumbuhan mati manusia mati.
ampuni dosa kami yang sudah,
tanamkan iman didalam hati.

PANTUN LARUT MALAM(27/10-2010)
Landai pantai negeri Malaysia,
seindah pantai negeri Maghribi.
Andai esok Engkau beri usia,
bersyukur hamba pada-Mu Robbi.

Gempa datang tanah terbelah,
daratan pun tertutup bahari.
Bertaubat hamba terhadap salah,
memohon ampun pada Ilahi.

Gunung meletusterjadi sudah,
menjerit orang berlari panik.
Bimbinglah hamba agar berubah,
rindukan hidup berbuat baik.

PANTUN SIANG.(25/10-2010)
Sandal jebol jangan di lap,
tak enak lagi silah dibuang.
Sambal jengkol ditambah lalap,
ahh...enaknya makan siang.

Timba air dalam perigi,
melayang timba putus talinya.
Tambah nasi dua piring lagi,
kenyang sudah tinggal kantuknya.

Ambil meja jangan berbunyi,
jangan diseret tapi dibawa.
Sambil kerja bernyanyi-nyanyi,
kerja selesai hati gembira.

PANTUN SENIN PAGI (25/10-2010)
Pagi datang hari berganti,
dingin terasa air pancuran.
Ada yang lahir ada yang mati,
itulah hukum di kehidupan.

Mentari naik Dhuha pun tiba,
ambil wudhu angkatlah takbir.
susah dan seang selalu berubah,
itulah sudah tulisan taqdir.

Pergi bekerja doa dahulu,
serasa lapang dalam fikiran.
Kepada Allah berharap selalu,
hidayah dan rahmat kan diberikan.

PANTUN JENAKA MALAM.(24/10-2010)
 Anak tempua pandai berlari,
karena dikejar siberang-berang.
Awak tua tak tahu diri,
nafsu besar tenaga kurang.

Gimana limau takkan mengkerut,
dibakar panas dengan arang.
Gimana harimau takkan takut,
melihat kambing membawa parang.

Anak ayam menciat-ciat,
anak anjing terkaing-kaing.
awak awam sok pandai silat,
kena tinju terkencing-kencing.....hahahaha

sudahlah siput tak pandai lari,
disuruh juga mengejar motor.
sudah keriput tak tahu diri,
baru dipintu sudah terkepor....hahaha

Wayang golek amat disuka,
tapi sedikit dapatkan duit.
Maafkan saya tak berjenaka,
lagi mengedit syair yang rumit.

PANTUN AHAD SORE(24/10-2010)
Jauh-jauhlah terbangnya elang,
pasti kan hinggap di cadas tua.
nanda merantau pasti kan pulang,
pabila rindu ayah dan bunda.

ke pulau-pulau terbangnya elang,
tiada pulang musim berganti.
Walau bertahun tak pernah pulang,
sanak keluarga selalu dihati.

Gagah-gagahlah si rajawali,
terbangnya jauh tinggi di awan.
tak akan tega didalam hati,
teringat rumah dan juga kawan.

Bangau yang gagah terbang melambung,
tak mampu kejar burung merpati.
Diri dijaga iman dijunjung,
selamat badan selamat hati.

Keledai mandi bulunya basah,
berjemur ua depan beranda.
Kalau hati selalu gelisah,
pulanglah diri ke ayah bunda.

Inderalaya,15 November 2010
Al Faqir

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-