Posted by : Marchsada Sunday, January 9, 2011

 (KHALIDAH,RASHIF,KAMAL,DLL)
Kompilasi April 2010


Oleh
Hamdi Akhsan.

I
UNTUK ANAKKU M.KAMAL ROYDILHAQ.

Bakau rimbun dipantai bisu,
hutannya gelap pakai lentera.
Kau adalah si putra bungsu,
jiwamu halus bagaikan sutra.

Bujang komering di tanjung lubuk,
menjual beras dengan pepaya.
Janganlah sering engkau merajuk,
membuat terkuras airmata ayah.

Menyapu kapal kerani cuti,
pegawai baru merasa payah.
Mengapa hafalan quranmu berhenti?,
padahal bakatmu melebihi ayah.

Jatilan seninya org jawa,
tinggalan sejak zaman kiwari.
Jadilah ananda penghibur tawa,
karena hanya engkau sendiri.

Kepala dusun ingin bernyanyi,
menyanyi lagi nostalgia aryati.
Kubuat pantun dimalam sunyi,
untuk wasiat hidupmu nanti.

Menanam padi mulai dihulu,
jaraknya dekat diukur jari.
Nasehat kami orang dahulu,
patut dituntut dipelajari..

Adab bertamu haruslah santun,
selingi bahasa dengan kelakar.
Belajar ilmu haruslah tekun,
seperti orang menganyam tikar.

Sawi ditanam dengan sejajar,
dipetik dimasak santan kelapa.
Selagi kecil banyak belajar,
setelah dewasa mendapat upah.

2
 UNTUK ANAKKU M.RASHIF ALMAIZI.
Kuini dijual jauh kepasar,
subuh dibawa bersama paria.
Kini tubuhmu tinggi besar,
tumbuh perkasa menjadi pria..

Keladi dimakan kuah dihirup,
dicampur asam daun kedondong.
Jadikan pakaian selama hidup,
rendahkan hati jauhi sombong.

Kabar datang dari sang ratu,
pangeran pergi bawa bungkusan.
Kuberi engkau namamu yang itu,
didalamnya bicara keperkasaan.

Krakatau berada di selat sunda,
perkasa bagai sang kamandanu.
Engkau adalah lelaki ayahanda,
pelindung ayunda serta adikmu.

Jelata menempel didalam baki,
bersih disapu si anak dara.
Jadilah engkau anak lelaki,
gagah dan tegar hadapi samodra.

 Gajah dipakai angkut ilalang,
diam menekur didepan roda.
Gagahlah engkau seperti elang,
tajam cakarnya bagai garuda.

Ikan selimang besar empedu,
enak dimakan sedikit tulang.
Kecil kutimang besar kurindu,
mengapa engkau tak pulang-pulang?

Belajar harus kuat dan tahan,
Itu nasehat diulang umi
.Berani jujur akui kesalahan,
itulah sifat yang dikagumi.

3
 UNTUK ANAKKU KHALIDAH.
Selendang kecil di atas meja,
dipakai menari putri nurlela.
Selagi kecil engkau kumanja,
setelah besar engkau kubela.

Dendang bertalu terdengar apik,
ditabuh oleh pujangga india.
Dengarlah selalu nasehat yang baik,
agar hidupmu kelak bahagia.

Petani bersawah memakai bajak,
tajam mngkilap bagai belidang.
Ingatlh nasehat orang bijak,
tajamnya lidah bagaikan pedang.

Menjangan putih bersedih rasa,
sakit digigit si kumbang jati.
Janganlah mudah berputus asa,
jadilah ananda petarung sejati.

Angsa berharap ke angkasa,
memohon elang mau membantu.
Dimasa kecilmu ayah perkasa,
sekarang lemah dimakan waktu.

Pahlawan Aceh TuankuTambusay,
tekadkan usir para penjajah.
hari-hari ayah telah usai,
karena engkau semangat membaja.

Serunting Sakti pntang ditantang,
ucapnya makbul bagai pandita.
Kubanting tulang pagi dan petang,
untuk skolah anakku tercinta.

Jendral macan sangat terkejut,
akibat berita dari srengigi.
Jagalah quran dan sholat tahajjud,
agar Allah selalu melindungi .

Jerapah berlari terlihat payah,
ke pinggir danau ia tertatih.
Jadilah ananda kebanggaan ayah,
ketika tulangku telah memutih...

Purun dianyam dibuat kopiyah,
indah membentuk naga.
Pantun ini wasiat ayah,
agar kebaikanmu selalu terjaga.

4
ANAKKU
Jembatan patah tiang tertancap,
patah semua tidak berselang.
Jagalah lidah dalam berucap,
lidah itu tidak bertulang.

Ke laut sore pulangnya dalu,
nelayan parkir di tepi banda.
Kalau sore pulanglah dulu,
nanti khawatir ayah

Mabuk terpukau si putri ulu,
melihat pangeran dari seberang.
Mandilah engkau bersih dahulu,
barulah kemesjid pergi sembahyang.

Sang raja pulang dari haji,
Sosoknya gagah sinar cemerlang.
Setelah selesai ananda mengaji,
Segeralah pula beranjak pulang.

5
ADAB MAKAN.
Bidar dituntun ke perlombaan,
serempak kayuh senada.
Belajar santun diwaktu makan,
jangan berkecipak mulut ananda.

Amran Daulay datang bertamu,
jual tembakau dijepit bilah.
Ambillah gulai yang didekatmu,
jangan menjangkau wadah sebelah.

Sebutir rukam bagi berdua,
sebuah mangga bagi dibelah.
Sebelum makan bacalah do'a,
setelah makan baca hamdalah.

Burung pungguk memandang bulan,
meratap sedih berkepanjangan.
Kasih anak sepanjang jalan,
kasih ibu sepanjang zaman.

6
ANAKKU
Danau watu di tanah Sumbawa,
pengap belerang ikannya mati.
Duhai anakku permata ayah,
penyedap mata pelipur hati.

 Elang terbang bangau sekedup,
ke danau dia pergi berlabuh.
Engkau tempat sandarkan hidup,
ketika tulang sudah rapuh.

Cahaya langit memancar kilat kilat,
disusul oleh petir beruntun.
Carilah ilmu rajinlah sholat,
agar hidumu selalu dituntun

Hari-hari penuh sejarah,
dalam hidup para pendekar.
Hati-hatilah dalam melangkah,
engkau bagaikan si bunga mekar.

Biasan pancing harus diramu,
dipasang kucur pancing tenggelam.
Biasakanlah dalam hidupmu,
Kurangi tidur dan bangun malam.


7
 ANAKKU.
Berkelok jalan ke gunung jati,
lurus jalan ke tangsi lontar.
Bernama anak harus berbakti,
agar hidup tidak terlantar.

 jauh bertandang ke semanding,
berteman bujang tanjung sari
jasa ayah bunda tidak sebanding,
berikan cinta sepanjang hari.

Belambangan dusunnya maju
dekat dusun kesambi rata.
Didalam hati tidak setuju,
tetaplah manis dipandang mata.

Semanding dusunnya indah,
tetangga dusun gunung liwat.
Selalu hidup dengan merendah,
Supaya tidak diatur syahwat.

Pergi kalangan ke ujan Mas,
singgah sebentar ke gunung kuripan.
Anak berbakti tak perlu cemas,
sepanjang hidup penuh harapan.

Tanjung kurung ada ditengah,
ditepi dusun sukarami.
Tersandung hidup terengah-engah,
Mohonlah doa ayah dan umi.

Sawah subur di Batanghari,
Duku dijual di nyiur sayak.
Selama hidup sepanjang hari,
carilah rezeki berkah dan layak.

Bertanam tebu di Suka merindu,
padang bindu dusunnya luas.
Budi sang ibu harus dirindu,
Setelah dewasa harus dibalas

Ayam dijual di panggal-panggal,
dibawa menuju dusun bedegung.
Anak durhaka patut dipenggal,
anak yang soleh harus disanjung.

Arang dibuat di keban Agung,
kujual murah di ulak pandan.
orang tua harus disanjung,
Ketika renta hadir dibadan.

Rumah beratap di Tubohan,
membeli rotan ke raksa jiwa.
Ratapi anak sedih tertahan,
memakan badan merusak jiwa

Orang Jawa di Guna Makmur,
Pecahan dari dusun Seleman.
Seakan jiwa terasa hancur,
kalau si anak jadi pereman.

Singapura bukan negara,
Kebunjati bukanlah hutan.
Selama hidup berhura-hura,
Setelah mati berteman setan.

Singgah didusun pengaringan,
Sebelum pergi ke panai makmur.
Urussan keluarga terasa ringan,
pabila ananda pandai bersyukur.

Membeli beras ke Banjar sari,
Untuk Sedekah di Pandan Dulang.
Berkah orangtua harus dicari
Sampai tubuh memutih tulang,

Tebing kampung desanya jauh,
ditempuh dengan berjalan kaki.
Jalani hidup jangan mengeluh,
untuk anakku sang laki-laki.

8
PANTUN UNTUK KEPONAKANKU TAUFIQ DAN IQBAL
Bulan baru bersinar remang,
kelakar dusun di beranda.
Baru sebentar engkau ditimang,
kini kau hendak tinggalkan bunda.
mau masuk SMPIT tinggalkan umi ya?

Putri seruni mandi di hulu,
jaring ditebar putri menyelam.
Pesan umi ingat selalu,
jadikan bantal diwaktu malam.

jentera muncul menjelang sore,
indah tiada terlukis kata.
Jadilah engkau anak yang soleh,
permata hati penyedap mata

Jerapah merusak sarang tempua,
undur-undur lari terlunta.
jangan lupa panjatkan doa,
untuk ayah umi tercinta.

Jala terpasang fajar merekah,
datangnya pagi sebagai pertanda.
Jadilah anak pembawa berkah,
ketika ayah-umi telah tiada.

Insan percaya disebut pede,
setiap masalah dianggap mudah.
Ini dahulu pesan pakde,
semoga tidurmu bermimpi indah.
Salam untuk ayah,umi,dan mbah di sukoharjo ya!

9
ILMU.
Mengambil tawas untuk beramu,
sadapan dikumpul dengan ditadah.
Gapailah dunia luas dengan ilmu,
raihlah akheratmu dengan ibadah.

Selayak terbang tinggi berliku,
berliku sampai jauh di huma.
Banyak-banyaklah membaca buku,
karena buku lah jendela dunia...

Jelatang tumbuh ditepi huma,
miangnya tajam gatal dikulit.
Jadikan ilmu sebagai darma,
agar hidupmu tidaklah sulit.

Burung manyar burung perenjak,
terbang tinggi ke hutan jati.
Belajarlah menjadi orang bijak,
karena ia penerang hati.

Orang ogan pergi mengarat,
penuh jaring dengan ikan sepat.
Utamakan belajar ilmu akherat,
pastilah dunia akan kau dapat.

Indah irama adik berpantun,
pantunsalah langsung diralat.
Ilmu tauhid jadikan penuntun,
ilmu syariat sebagai alat.

Nasehat kami orang dahulu,
diambil dari kisah sang kancil.
Bagai mengukir diatas batu,
menuntut ilmu dimasa kecil.

Ke kota jual kayu perepat,
dipakai untuk bikin gaharu.
Berkahnya ilmu akan kau dapat,
bila selalu hormati guru.

Pelantun lagu nyanyikan kata,
katanya indah wajah bersemu.
Pantunku ini untuk ananda tercinta,
karena kami jarang bertemu.


Inderalaya,2010
Al Faqir

Hamdi Akhsan

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-