Posted by : Marchsada Wednesday, February 2, 2011




                  Oleh
                  Hamdi Akhsan

PENGANTAR
Syair kubur 1 berkisah tentang proses individu didalam kubur. Untuk syair kubur yang kedua akan dibahas tentang akibat-akibat kubur disebabkan prilaku duniawi. Moga manfaat!

I
Awali syair dengan istighfar,
bermohon ampun pada Yang Ghoffar,
atas musibah sering tak sabar,
walau peringatan telah ditebar.

Syairku ini berisi kabar,
tentang kubur yang tidak lebar,
daging dan tulang kelak kan bubar,
bau yang busuk akan menyebar.

Jasad dibungkus kain tiga lembar,
baru sebentar cacing menyambar,
malaikat membawa berita muktabar
semoga ini jadi iktibar.

II
Dimana-mana banyaklah kisah,
akibat didapat karena dosa,
didalam kubur berputus asa,
ingin kembali tapi tak bisa.

Sakit dan takut bercampur rasa,
dibalas adil seluruh jasa,
rangkuman amal seluruh masa,
sampai saat badan binasa.

Perduli orang kota ataupun desa,
orang terpandang atau biasa,
yang sederhana atau berjasa,
ketentuan berlaku sepanjang masa.

III
Adalah mayat dihimpit kubur,
tulang retak daging terhambur,
karena batas tanah yang kabur,
atau berbohong saat mengukur.

Ada yang hancur seperti bubur,
karena tak hormat sanak sedulur,
memohon maaf tapi terlanjur,
segala kejahatan sudah ditabur.

Jauhi juga sikap takabbur,
membuat kuburan sempit terukur,
kelak diakherat akan menekur,
sesali diri yang tak bersyukur.

IV
Berhati-hati si tukang riba,
sebelum mati banyak musibah,
menjelang mati jasad berubah,
menjadi gila bangun dan rebah.

Curang timbangan jangan dicoba,
harta yang ada terkena tuba,
membuat keluarga kena narkoba,
ahli warispun ribut berlomba.

Dikubur juga sungguhlah iba,
tak boleh duduk selalu rebah,
takkan diampun walau menyembah,
azab yang sudah malah ditambah.

V
Kasihan dengan para peminum,
mayatnya busuk sangat tak umum,
walau disiram minyak yang harum.
mata mendelik tak tampak senyum,

Saat dimandi orang kan maklum,
sakitnya maut sampai ke sumsum,
barulah mati kuburpun belum,
didapat sudah tanda terhukum.

Dipukul malaikat palu berdentum,
tulang dan daging bagai disentrum,
setiap jengkal ditusuk jarum,
disiksa malaikat tak pernah mafhum.

VI
Derita dialami orang yang sombong,
sakitnya mati menjerit melolong,
tiada satupun bisa menolong,
bagai digorok hewan dipotong.

Aduhai, apalah guna menjadi cukong,
tatkala mati tiada penyokong,
apalah kalau sudah dipocong,
masuk ke kubur ditanah bolong.

Setelah mati semuanya kosong,
hukuman hebat datang menyongsong,
segala siksa akan diborong,
tinggallah sesal tangis terlolong.

VII
Ada pula mayat dipaku,
karena zalimi yatim piatu,
harta mereka diaku-aku,
bahagian mereka tidaklah tentu.

Aduhai diri yang sering kaku,
di akherat dunia kelak tak laku,
walaupun emas bersuku-suku,
yang dipandang hanya tingkah laku.

Ini wasiat untuk diriku,
segala kurang hamba mengaku,
begitu banyak kesalahanku.
ampuni hamba wahai Tuhanku.

PENUTUP
Bermohon hamba kubur yang lapang,
teman yang baik dapat diundang,
walaupun amal tak cukup sedang.
taman surgapun indah terpandang.

Inderalaya, 16 Januari 2011
Al Faqiir


Hamdi Akhsan

Tiada guna harta dan ketampanan/kecantikan
Kecuali amal ibadah yang melekat di badan
Sebagai bekal kelak di hari kemudian
Menghadap ALLAH seru sekalian alam

...Kerana itu wahai saudara-saudara ku
Semasih hidup berbuat kebajikan sudah lah tentu
Berbuat zolim agar dijauh kan selalu
Dan...menjaga silaturrahmi sangat lah perlu


Hidup di dunia ini adalah Fana,
Ajal tak tahu kapan datangnya,
mari kita siapkan Bekal,
untuk hidup di alam yang kekal,

Alam yg kekal adalah Akhirat
disana kita akan di Laknat
bila kita tak sempat bertobat
Azab Allah sangatlah Dahsyat.

Ingat mati baik sekali
tuk mengabdi pada Illahi
jangan terlena urusan Duniawi
Agar tak menyesal di akhirat nanti



jika di kubur adanya badan
yang ditanya bukan lagi soal sedan
bukan juga soal papan
tetapi terbanyak soal iman

...memang di kubur tempat menyesal
orang taat juga harus menyesal
orang tidak taat lagi menyesal
orang yang engkar paling menyesal

ketika di dunia banyak bersenda
persoalan dunia menipu belaka
padahal sudah banyak diberi masa
hanya digunakan secara sia-sia

ketika hidup kita sia-siakan
tidak sempat memperbaiki iman
sering kita berkawan dengan syaithan
mati dapat dapat siksaan, kok heran?

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © SASTRA - ILMU - HIKMAH -machsada-