Posted by : Marchsada
Wednesday, February 2, 2011
Oleh
Hamdi Akhsan
I
Wahai Tuan...
Kelak di depan Mahkamah Ilahi engkau akan tertegun.
Kami akan mengambil semua onderdil mobil yang rusak akibat buruknya jalan yang engkau bangun,
Kami akan menuntut semua pajak yang kami bayar namun malah engkau himpun,
dan menuntut realisasi janji-janji manis yang sudah engkau susun.
Kami muak...
Dengan kata-kata indah berselimut dusta,
Pergi kesana kemari habiskan ratusan milyar uang negara.
Bungkus kegagalan demi kegagalan dengan menyalahkan situasi dunia,
dan mempermainkan nilai mata uang sehingga menjadi semakin tak berharga.
Belum lagi, hebatnya korupsi makin hari makin besar laksana tumor ganas.
Menghisap darah rakyat kecil dengan sangat rakus dan trengginas,
Masuk ke rekening mereka yang rakus melebihi binatang buas.
Dan atas semua jeritan kaum papa yang selalu tergilas.
Kelak di akherat engkau akan dibalas.
dan...pasti impas.
III
Tuan...
Didesaku begitu banyak perempuan yang menjadi tenaga kerja wanita ke luar negeri,
Karena dengan gaji dan kemewahan fasilitasmu, lapangan kerja tidak bisa engkau beri,
Pintar benar engkau, arahkan media dan pakar sibuk dengan penganiayaan yang bikin ngeri.
Sedikit yang tahu kalau itu cara yang paling murah untuk keluar dari ketakmampuan diri.
Tuan...
Katanya negeri tuan adalah negeri orang-orang yang taat ibadah.
Bahkan kadang secara menyolok orang bersama-sama istighosah,
Setiap tahun ratusan ribu haji dan jutaan yang pulang dari umrah,
Rumah ibadah dari segala agamapun tumbuh bagai air tercurah,
Tapi mengapa kehidupan semakin sulit dan rakyat makin sengsara.
Tuan...
Suaraku sudah serak dari tadi tak henti teriak-teriak sampaikan apa yang jadi kehendak.
Dibelakangku hanya mereka yang memang berani atau belum kebagian kue yang banyak.
Sebahagian besar kawan-kawanku telah dibeli dan sekarang ikut juga mengkoyak-koyak.
Dan percayalah...sebentar lagi aku akan diambil dan dituduh telah berbuat yang tak layak.
Tuan...
Sebelum aku beranjak pergi,
terakhir kusampaikan satu kalimat lagi,
Sehebat-hebatnya dirimu, kelak pasti akan mati,
dan dituntut ratusan juta orang didepan Mahkamah Ilahi.
Inderalaya, 17 Januari 2010
al Faqir
Hamdi Akhsan.
wahai para demonstran yang baik hati
bukannya hati ini tidak simpati dan peduli
kami juga pusing tujuh keliling untuk memahami
kami tahu bahwa apa yang kami lakukan tak berarti
...wahai adik2, anda harus mengerti nasib kami
kami memang tak sempat membangun negeri
dengan sistem demokrasi yang ada saat ini
tak sempat dengan hati karena kami memang crazy
wahai adik2, kami tak mungkin tepati janji
karena memang banyak hutang sana sini
hampir pemilu kami belum sempat bayar lagi
itulah sebabnya nampak kami mencuri lagi
tenanglah wahai para demonstran,
hidup di dunia hanyalah permainan
kami khawatir anda juga bakal gituan
kami juga begitu sekarang dapat kesempatan
sabar para demonstran, waktu terus berjalan
negara kita sudah rusak sejak mereka yang duluan
sekarang memang sedang senang bola-bolaan
untuk alihkan kamu rakyat punya fikiran
bukannya hati ini tidak simpati dan peduli
kami juga pusing tujuh keliling untuk memahami
kami tahu bahwa apa yang kami lakukan tak berarti
...wahai adik2, anda harus mengerti nasib kami
kami memang tak sempat membangun negeri
dengan sistem demokrasi yang ada saat ini
tak sempat dengan hati karena kami memang crazy
wahai adik2, kami tak mungkin tepati janji
karena memang banyak hutang sana sini
hampir pemilu kami belum sempat bayar lagi
itulah sebabnya nampak kami mencuri lagi
tenanglah wahai para demonstran,
hidup di dunia hanyalah permainan
kami khawatir anda juga bakal gituan
kami juga begitu sekarang dapat kesempatan
sabar para demonstran, waktu terus berjalan
negara kita sudah rusak sejak mereka yang duluan
sekarang memang sedang senang bola-bolaan
untuk alihkan kamu rakyat punya fikiran
Wahai sobat janji itu adalah hutang,
Ulama mengatakan Alwa'dudainun,
Kami bardiri bukan menantang.
Tapi cuma tersentak dr melamun.
...Dari hari ke hari kami manunggu,
Kapan negeri ini akan stabil.
Wajar rakyat selalu mengganggu,
Tak oerduli dengan hadis dan dal
Lagi2ulama berkata Man zulama zuliman,
Barang siapa menzolim pasti akan di zolimi.
Kami mengharap agar negeri aman,
Supaya rakyat tidak banyak keritisi
Ulama mengatakan Alwa'dudainun,
Kami bardiri bukan menantang.
Tapi cuma tersentak dr melamun.
...Dari hari ke hari kami manunggu,
Kapan negeri ini akan stabil.
Wajar rakyat selalu mengganggu,
Tak oerduli dengan hadis dan dal
Lagi2ulama berkata Man zulama zuliman,
Barang siapa menzolim pasti akan di zolimi.
Kami mengharap agar negeri aman,
Supaya rakyat tidak banyak keritisi
Kata orang aji mumpung,
selagi di atas harta tumpuk segunung,
ntah dari mana yg pnting bisa dtampung,
ngak peduli rakyat kecil menderita perut busung.
...
Marah dan marahlah kalian smua,
tuan dah tak peduli sama kaum jelata,
tapi percuma dan buang-buang tenaga,
karna mata batin tuan tlah buta oleh harta.
Orang-orang tuan sekarang pada pandai ucap,
umbar janji dgn uang gelap,
yg penting dapat kursi empuk dan mantap,
dan makan lezat tuanpun tidur lelap.
Janji tuan adalah hutang,
harus dbayar biarpun nyawa mau melayang,
biarpun harta tuan setumpuk gudang,
percuma...,kalo neraka tuan brsarang.
selagi di atas harta tumpuk segunung,
ntah dari mana yg pnting bisa dtampung,
ngak peduli rakyat kecil menderita perut busung.
...
Marah dan marahlah kalian smua,
tuan dah tak peduli sama kaum jelata,
tapi percuma dan buang-buang tenaga,
karna mata batin tuan tlah buta oleh harta.
Orang-orang tuan sekarang pada pandai ucap,
umbar janji dgn uang gelap,
yg penting dapat kursi empuk dan mantap,
dan makan lezat tuanpun tidur lelap.
Janji tuan adalah hutang,
harus dbayar biarpun nyawa mau melayang,
biarpun harta tuan setumpuk gudang,
percuma...,kalo neraka tuan brsarang.
Related Posts :
- Back to Home »
- syair pak hamdi »
- Syair Ratapan Putus Asa Seorang Demonstran